Mohon untuk tidak mengupload file materi perkuliahan yang berbentuk pdf, ppt, doc, xls ke Blog Staff UMY -- Silahkan upload file-file tersebut ke E-Learning Eka Ayuthaya Khanif Putra part IV (kunang – kunang, generasi dan regenerasi) – Andy eko wibowo

Eka Ayuthaya Khanif Putra part IV (kunang – kunang, generasi dan regenerasi)

     Lain halnya kakakku, aku juga mempunyai adik. Adik ku sama hitamnya dengan aku. Kami selalu berantem. Entah siapa yang memulai, tapi hasil akhirnya kami selalu menangis bagaikan kuur paduan suara Universitas Gadjah Mada.

     Thaya! jika kau esok punya adik, kamu harus berantem. Karena apa? Karena dengan berantem, akan timbul rasa saling sayang. Kenapa? Karena dengan berantem itu, pada akhirnya kalian akan saling memaafkan.

     Waktu itu, kami baru bisa diam dari tangis setelah bapakku menggendong kami berdua ke luar rumah. Aku digendong di pundaknya. Sementara adikku digendong dengan kedua tangannya. Bapakku adalah orang paling kuat sedunia. Jika kami menangis pada malam hari, maka bapak membawa kami ke persawahaan yang jaraknya 100 meter dari gubuk. Kami akan terdiam tangisnya setelah bapak berhasil menangkap dua kunang-kunang. Satu untukku, dan satu lagi untuk adeku.

    Taukah kamu Thaya, kunang-kunang? Aku berharap di zamanmu saat membaca buku ini, masih ada hewan itu, doaku agar setiap orang menjaga kelestarian hewan ini. Kunang-kunang itu? biar aku jelaskan. Sejenis serangga yang diperutnya memiliki lampu. Yup, lampunya itu bisa nyala menjadi keindahan ciptaan Tuhan, luar biasa. Jika nanti engkau telah belajar taxonomi serangga, maka serangga ini memiliki nama latin Photuris lucicrescens.

    Thaya!. Jika di tempat tinggalmu sekarang, bapakmu tidak bisa menunjukkan apa itu kunang – kunang, merengeklah!! Ajaklah ayah dan ibumu berkunjung ke desaku, Brosot! Bapakmu baru sekali kesini, sedangkan ibumu? Ibumu yang pendiam nya sangat – sangat sekali itu, belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke sini.

Kunang – kunang membuat tangis reda

Kunang – kunang membuat hati temaram, terang

Kunang – kunang, indahmu, bak sinar dari surga

Menemani padi, menghangatkan padi, untuk selalu menyanyi…

Tetaplah berada di bumi, jangan kembali ke surga.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*