“Banyak orang yang berhasil melewati ujian Allah yang berupa kesusahan”
“Banyak orang yang berhasil melewati ujian Allah yang berupa kekurangan”
“Namun, sedikit orang yang bisa melewati ujian Allah yang berupa “kesenangan dan kemewahan”
Dear kawan….sungguh!! Kali ini aku tak tahu, apakah harus berteriak bahagia, atau harus menangis sesugukan… Kali ini, KOPI mendapatkan sebuah ujian dari Allah yang benar – benar belum pernah di alami sebelumnya. Ujian itu berupa kemewahan.
Entah kawan, apakah ini dikatakan baik, atau ini dikatakan buruk. Yang jelas ini adalah amanah yang harus di wujudkan dalam bentuk kerja keras. Bayangkan saja, kini di daerah tersebut memiliki fasilitas yang lengkap, beberapa set komputer,proyektor, rumah belajar yang mewah, dan kelas tataboga yang harus berjalan dengan dana yang tidak bisa dikatakan sedikit, puluhan juta.
Apakah kita siap dalam mengemban amanah ini?sementara dengan amanah yang sudah ada kita terkadang tunggang langgang!!
Apakah kita siap dalam memberikan manfaat yang kontinue dan berkelajutan hingga yang diberi manfaat benar – benar merasakan keberhasilan?
bahkan terkadang, aku bertanya…sesungguhnya parameter apa yang bisa digunakan dalam menyatakan bahwa kegiatan yang kita lakukan selama ini berhasil? Abstrak kawan…..Seandainya aku pemimpin negara, mungkin sudah banyak mahasiswa yang mendemoku…dan seandainya aku menteri, pasti pula langsung kena resuffle….maka aku mohon maaf atas tulisan kesombonganku tempo dulu, yang merasa angkuh sekali dalam memojokkan para pemimpin di negeri ini.
Terkadang aku berpikir, apakah kita sudah siap mengemban amanah ini padahal amanah orang tua belum terselesaikan. Apakah beberapa lapangan pekerjaan yang telah kita buat ini layak sedangkan kita sendiri saja belum bekerja. Apakah kita akan berhasil mendidik anak orang lain sedangkan kita sendiri belum terbukti berhasil mendidik anak sendiri.
Meskipun demikian, aku yakin…selama niat kita lurus, Lilahi Ta’ala,kegagalan jenis apapun tak akan membuat kita resah. Mengapa? karena Allah bersama kita.
doakan kami kawan….jikalau bisa, bantulah kami kawan….masih sangat panjang perjalanan kita untuk dikatakan berhasil.
aku ingin menuliskan kata yang mungkin bisa teman-teman ingatkan ketika diri ini khilaf, ketika diri rapuh, dan ketika diri ini merasa jatuh.
Ku tak akan berhenti berkontribusi dalam membangun negeri ini, meskipun yang aku bangun tidak ada artinya untuk Indonesia yang besar ini.
aku yakin, suatu saat kalian harus menunjukkan tulisan ini kepadaku, ketika aku rapuh dan lupa akan tulisan ini….
aku sayang kalian semua…..
semua yang telah bekerja keras sampai saat ini.
Leave a Reply